Pagi ini buka chattingan di grup
WA SMEA 1/89, isinya hampir semua ucapan selamat ulang tahun dan do’a dari
beberapa anggota grup untuk si Penjaga Lapak, Lisda Waty.
Jujur sih...ada rasa gak enak.
Kog aku gak ikutan ngucapin selamat ulang tahun. Padahal aku dan Lisda punya
kedekatan yang cukup baik dalam grup WA, juga di facebook. (Lho...berarti kalo
di dunia nyata gak dekat donk? Hehehe). Tapi...sikapku ini bukan tanpa sebab.
Ada beberapa alasan yang membuatku tidak berminat dan tidak ingin memberi
ucapan selamat buat Lisda, dan alasan itu nanti akan kupaparkan di alenia
bawah. Sebagai ganti ucapan selamat
ulang tahun, tadi aku menyapa Lisda dengan cukup mesra dan manja,
“Coy...hari ini ko ulang taon
ya?” Tanyaku di grup WA, kemudian kulanjutkan lagi,”Tapi ko jangan GeeR, aku
Cuma tanya aja.” Kalimat itu kutambah dengan emoji orang berlari...πππ (lha..kalo di sini aku kasih emoji joget-joget...hahahaha)
Okelah....aku pengen memberi
gambaran kilas balik hubunganku dengan Lisda di dunia nyata. Terus terang kami
sudah gak pernah bertemu sejak tamat SMEA ( hampir 28 tahun booo’). Dan sekali
lagi –terus terang – (ini kog jadi seperti iklan philips ya....hehehe) semasa
SMEA dulu, mungkin si Lisda itu gak kenal sama aku, karena kami beda kelas dan jurusan. (Alamaaaakkk...kasiannya
diriku...tak dikenal). Wajarlah, soalnya dulu aku memang kuper, pemalu, tapi
untungnya gak malu-maluin. Lha...terus kalo Lisda gak kenal aku, kenapa aku
bisa kenal dia??πππ
Ya jelaslah aku kenal dia, wong
dia memang terkenal kog. Salah satu hal yang membuat Lisda nge-top seantero
SMEA l , ya...itu...tu...kedekatannya dengan “penyanyi dangdut” terkenal itu.
Pasangan romantis ini memang selalu mencuri perhatian teman-teman di sekolah.
Kemana-mana selalu berdua, di mana ada Lisda pasti ada si penyanyi dangdut. Di
mana ada si penyanyi dangdut pasti ada Lisda. Pokoknya mereka itu bagaikan TV
dan remote, atau bagaikan tanaman dan pupuk kandang, atau bagaikan panu dan
kalpanax. (Hahahaha...sori Lis, sengaja aku kasih perumpamaan yang
dahsyat...biar gak terlalu mainstream, seperti bagaikan bunga dan kumbang, atau
bagaikan surat dan perangko. Perumpamaan yang seperti itu dah kuno Lis. Ko
dilarang marah lho Lis).ππ²π³π·πΉπ΅π³
Selain itu adalagi lho yang buat
si Lisda terkenal, yaitu kesukaannya yang menggila dengan segala hal berbau India. Aku ingat waktu kelas kami
jalan-jalan ke Belawan mengunjungi kapal perang India. Setelahnya, saat
berkumpul dengan beberapa teman di sekolah, kami kembali mengulang cerita
tentang kunjungan itu. Ketika kami asyik bercerita, Lisda ada diantara kami.
Dia menyesalkan kenapa kog kami gak ngajak dia, karena sejatinya dia itu suka
banget dengan segala sesuatu yang berbau India – Bollywood khususnya -. Dari
situlah mengalir cerita tentang kesukaannya itu. Bahkan menurut
ceritanya, salah satu alasan dia memanjangkan rambut juga karena ingin
seperti orang India, soalnya jaman dulu itukan wanita India umumnya berambut panjang. Begitu juga kenapa dia selalu pake anting panjang, biar kelihatan ngIndia juga. Hahaha....yang hebatnya lah dirimu itu makjaaanggg. Dan
kalo kuperhatikan, sampe sekarang pun dandanan omak-omak satu ni masih
bernuansa India.πΆπ΅πΆπ΅πΆπ΅
Kunjungan ke Kapal Perang India dengan teman-teman sekelas. |
Hhhmmm....berkilas balik tentang
Lisda di masa lalu jadi teringat kenangan masa muda. Okelah..supaya gak makin
baper dengan kenangan masa lalu, kita lanjut ke alenia berikut ya.
Nah...sekarang aku pengen
menyampaikan alasan kenapa aku berusaha untuk tidak memberi ucapan selamat
ulang tahun buat donganku si Lisda. Tapi alasanku ini merupakan hak pribadiku
lho. Hak yang berkaitan dengan keyakinanku. Keyakinan yang mengajarkan bahwa
sejatinya ulang tahun bukanlah momen yang harus dirayakan dengan memberikan
ucapan selamat. Apalagi ucapan selamat itu sering kali ditambahi dengan
kata-kata “semoga panjang umur”. Sadarkah kita bahwa ketika tanggal kelahiran berulang, berarti umur kitapun berkurang setahun. Apakah kondisi ini patut
kita “selamati”? Lebih dari itu, karena secara perlahan aku pribadi ingin
menghilangkan sifat “jahil” dalam diri sehingga tidak harus menyandang gelar
sebagai “jahilliyah” dengan merayakan hal-hal yang tidak sejalan dengan
keyakinanku.
Mungkin bagi yang membaca tulisan
ini ada yang bertanya-tanya, koq alasannya hanya sedangkal itu? Buat
teman-teman yang ingin penjelasan lebih mendetail, silahkan penuhi kuota, terus
bukalah link-link pengajian di youtube yang disampaikan oleh ulama-ulama yang
lebih berkompeten. Karena apalah aku ini, seorang manusia biasa yang berilmu
cetek dan sedang berusaha memperbaiki diri. Tak layak rasanya kalo aku
berdakwah di sini hanya bermodal ayat-ayat copy paste.πππ
Terus, pasti ada juga teman-teman
yang diam-diam kasak kusuk di belakang sana. “Hallaahh...sok alim, seingatku
dulu-dulu dia juga mau kog ngucapin selamat ulang tahun.”
Benar sekali itu. Bahkan
jangankan ucapan selamat ulang tahun, duluuuu sekalipun aku rutin memberi
ucapan selamat natal untuk teman-teman Nasrani. Tapi itu duluuuuuu sekali,
sebelum aku tau apa konsekuensinya. Nah..setelah aku tau, ya sudahlah...stop.
Intinya, apapun itu semua
terpulang pada pribadi masing-masing, keyakinan masing-masing, pola pikir
masing-masing. Tulisan ini kubuat hanya sebagai ungkapan isi hati dan curahan
ide-ideku. Tak kurang tak lebih.ππππ
Oke...supaya gak kepanjangan
“markombur”nya (ini istilah orang Medan...bagi orang luar Medan yang gak ngerti
arti kata ini, kalo mau tau artinya...japri aja ya...hehehe).
Untukmu Mak
Lisda, keselipkan seuntai do’a,
Semoga dirimu senantiasa
istiqomah di jalanNya.
Semoga Allah senantiasa
melimpahkan keselamatan dunia dan akhirat untukmu
Semoga Allah melindungimu dari
fitnah dajjal
Dan semoga kelak Allah
memanggilmu dalam kondisi khusnul khotimah
Aamiin.πππππ
Aku kok gagal paham, penyanyi dangdutnya siapa sih Mbak Han?
BalasHapusHahahaha....dilarang menyebut merek mbak. Apalagi itu kisah lama, kisah yang sudah berlalu 28 tahun.
BalasHapus